Saya rindu Renungan Pemuda Remaja Inspiratif ini menjadi berkat untuk Pemuda Remaja GKE

This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 6 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 7 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 8 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Selasa, 20 Juni 2017

YANG MUDA YANG DIPAKAI

Bacaan : 1 Samuel 3 : 1 - 9
 “Samuel yang muda itu menjadi pelayan Tuhan di bawah pengawasan Eli
1 Samuel 3 : 1

Sahabat Muda, apakah pemuda adalah pemimpin masa depan?....tentu tidak!!!, tetapi pemuda adalah pemimpin masa kini. Sangat lama sekali gereja menyadari bahwa kaum muda ini dapat menjadi pelengkap dalam pelayanan. Bahkan, suara dan aspirasi kaum muda sering tidak didengar. Pengambilan keputusan didominasi oleh kaum tua. Hasilnya, para pemuda pun menjauh dari gereja. Mereka menjadi apatis dengan pelayanan dan kehidupan bergereja.

Sahabat Muda, pembacaan Alkitab hari ini memperlihatkan bahwa Samuel yang masih muda pun dipakai Tuhan. Hal ini menunjukkan bahwa usia bukan penghalang untuk seseorang berkarya dalam pekerjaan Tuhan. Samuel yang muda dibimbing oleh Eli yang tua tidak melihat Samuel yang mudah sebagai saingan. Eli justru mempersiapkan Samuel. Bahkan, ketika Samuel harus menyampaikan firman Tuhan kepada Eli berkaitan dengan anak-anaknya, Eli dengan rendah hati mendengar. Eli sadar bahwa kehendak Tuhanlah yang harus didengar dan dilakukan, dan Tuhan dapat menyampaikan kehendak-Nya melalui siapa saja, termasuk melalui Samuel yang masih muda. Karena itu, Eli tidak meremehkan Samuel, tetapi berserah ke dalam kedaulatan Tuhan. Samuel pun disertai dan diberkati Tuhan dalam pekerjaan-Nya.

Sahabat Muda, kisah Samuel dan Eli ini menginspirasi gereja untuk mempersiapkan kaum muda dan melibatkan mereka dalam pelayanan.  

Sahabat Muda, ingatlah Tuhan pun memakai orang-orang muda untuk berkarya di masa kini, seperti Tuhan memakai Samuel dalam kemudaannya.

 Disadur dari :
Youth for Christ, Selasa, 20 Juni 2017

 (Salam From tdvdonny)

Senin, 19 Juni 2017

ORANG MUDA SIAP BERPROSES

Bacaan : Yosua 1 : 1 - 11
 “Jangan engkau lupa memperkatakan kitab Taurat ini, tetapi renungkanlah itu siang dan malam…sebab dengan demikian perjalananmu akan berhasil….
Yosua 1 : 8

Sahabat Muda, hidup adalah proses. Perubahan dan keberhasilan pun membutuhkan proses. Tidak ada hasil baik yang diperoleh dengan mudah meskipun dunia sekarang ini kebih suka dengan hal-hal yang serba cepat dan instan. Jargon “lebih cepat lebih baik” tidak selalu tepat dan tidak bisa diterapkan untuk segala hal sebab segala sesuatu mempunyai prosesnya. Karena itu, yang penting di sini adalah menjalani proses sesuai dengan apa yang seharusnya.

Sahabat Muda, kita bisa belajar dari kisah perjalanan bangsa Israel ke tanah Kanaan menunjukkan bahwa menjalani proses merupakan bagian dari kehendak Tuhan. Tidak semua orang orang bisa masuk ke negeri yang dijanjikan Tuhan. Musa pun tidak. Yosualah yang memimpin bangsa Israel masuk ke Kanaan. Supaya perjalanan mereka berhasil, Tuhan juga mengingatkan mereka supaya berpegang pada Taurat. Mereka harus merenungkan Taurat supaya mereka dapat bertindak dengan hati-hati. Bukan ambisi dan hasrat pribadi yang harus diikuti, melainkan kehendak Tuhan. Melalui Taurat, Tuhan memimpin mereka untuk mewujudkan harapan memasuki negeri perjanjian. Dalam kesetiaan dan ketaatan merenungkan serta melakukan Taurat itulah, janji Tuhan tergenapi. Karena itu, merenungkan dan melakukan Taurat bukan sebuah pilihan, melainkan suatu keharusan.

Sahabat Muda, Firman Tuhan kita perlukan untuk membimbing setiap menjalani proses dalam hidup kita. Setiap orang pasti memiliki pangilan dan harapan. Keberhasilan dalam menunaikan panggilan dan mewujudkan harapan ditentukan oleh kesabaran dan kesetiaan kita dalam menjalani proses itu. 

Sahabat Muda, Jangan takut berporses, karena Firman Tuhan selalu membimbing kita dalam setiap proses yang kita jalani. Oleh karena itu marilah kita belajar untuk setia dalam menjalani proses dalam kehidupan kita. Amin.

 Disadur dari :
Youth for Christ, Senin, 19 Juni 2017

 (Salam From tdvdonny)

Sabtu, 17 Juni 2017

KITA INI SARUNG TANGAN TUHAN

Bacaan : Keluaran 6 : 27 – 7 : 13
 “Tetapi Musa berkata di hadapan TUHAN : “Bukankah aku ini seorang yang tidak petah lidahnya, bagaimana mungkin Firaun akan mendengarkan aku?”
Keluaran 6 : 29

Sahabat Muda, saya punya cerita seperti ini : ada orang tua yang sudah banyak makan asam-garam dalam pelayanan berkata kepada saya dalam sebuah kesempatan begini “Pak Pendeta, pengalaman saya dalam melayani menunjukkan bahwa kita ini hanya sarung tangan Tuhan. Seperti dokter yang memakai sarung tangan dalam melakukan operasi, yang terlihat adalah sarung tangan, tetapi yang bekerja di balik sarung tangan itu adalah tangan dokter sendiri. Begitulah juga dengan kita. Kita ini ibarat sarung tangan Tuhan. Tuhanlah yang sesungguhnya berkarya melalui kita.”

Sahabat Muda, kita bisa belajar dari bacaan kita ini. Musa bukanlah orang yang pandai dan cakap berbicara. Namun, Allah memberikan kepercayaan kepada Musa untuk menghadap Firaun dan memimpin Israel keluar dari penindasan Mesir. Musa harus bernegosiasi dengan raja Mesin itu supaya ia membebaskan Israel. Tentu, tugas itu bukan sesuatu yang muda. Apalagi, Musa sendiri adalah buronan pemerintah Mesir. Ia melarikan diri karena membunuh prajurit Mesir. Namun, kini Musa harus kembali dan mengemban tugas yang tidak ringan. Karena itu, ia tidak sanggup. Namun, Allah melengkapi Musa dengan Harun. Harunlah yang akan menjadi juru bicaranya. Dua orang bersaudara ini dijadikan mitra oleh Allah dalam menunaikan misi Allah atas Israel. Allah yang memanggil mereka, maka Allah juga bekerja di dalam dan melalui mereka.

Sahabat Muda, kita mungkin sering merasa tidak berdaya seperti Musa karena kita menyadari keterbatasan dan kekurangan kita.   

Sahabat Muda, Ingatlah bahwa Tuhan dapat memakai kita dalam segala keterbatasan yang kita miliki. Jarangan biarkan kekurangan menutupi karunia yang kita miliki. Selalu berserah dan andalkanlah Tuhan didalam setiap pekerjaan yang kita lakukan. Amen.

 Disadur dari :
Youth for Christ, Sabtu, 17 Juni 2017

 (Salam From tdvdonny)

Rabu, 14 Juni 2017

BELAJAR DARI KEGAGALAN

Bacaan : Yohanes 14 : 25 - 26
 “…Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengiatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu.
Yohanes 14 : 26

Sahabat Muda, ada sebuah peribahasa seperti ini “Pengalaman adalah guru yang terbaik”. Peribahasa ini tidak asing lagi bagi kita, yang asing bagi kita adalah memberi tempat bagi kegagalan untuk menjadi guru yang terbaik. Kita cendrung menyembunyikan kegagalan sebab kegagalan dipandang sebagai aib, bukan sebagai guru. Padahal, kegagalan pun bisa mengajarkan seseorang untuk menjadi lebih baik.

Sahabat Muda, Tuhan Yesus mengiatkan para murid-Nya akan peran dan fungsi Roh Kudus dalam mengajar. Apa yang diajarkan? Roh Kudus mengajarkan segala sesuatu (ay.26). Itu berarti kegagalan juga diberikan tempat, dari kegagalan orang dapat memetik hikmah. Kegagalan bisa membuat orang bertumbuh menjadi lebih matang dan dewasa dalam memandang dan menjalani hidup. Paling tidak, kegagalan mengajarkan bahwa kita membutuhkan Tuhan. Karena itu, sebelum Yesus menuntaskan karya-Nya di dunia dan kembali ke dalam kemuliaan Bapa-Nya, Ia mempersiapkan para murid-Nya dan menjanjikan kepada mereka seorang Penolong dan Pengajaran yang akan mendampingi mereka selama di dunia. Hanya saja, para murid perlu membuka diri untuk menerima pengajaran dan tuntunan Roh Kudus. Membuka diri untuk belajar dari kegagalan adalah cerminan dari keterbukaan kepada Roh Kudus sehingga Ia bisa menyingkapkan apa yang baik yang bisa kita petik dan lakukan.

Sahabat Muda, kita memang tidak mau gagal. Tetapi kita bisa belajar dari kegagalan untuk menjadi pribadi yang lebih baik dan utuh lebih penting daripada menutupi kegagalan dan menjadi pesimis.

Sahabat Muda, Ingatlah : jangan malu dan takut gagal. Kegagalan justru akan memberi tahu kita jalan untuk berhasil. Jadi, belajarlah dari kegagalan itu. Amen.

 Disadur dari :
Youth for Christ, Rabu, 14 Juni 2017

 (Salam From tdvdonny)

Senin, 12 Juni 2017

MENGENALI DAN MENGEMBANGKAN POTENSI

Bacaan : 1 Korintus 12 : 1 - 11
 “Ada rupa-rupa karunia, tetapi satu Roh. Dan ada rupa-rupa pelayanan, tetapi satu Tuhan
1 Korintus 12 : 4 – 5

Sahabat Muda, ada sebuah cerita seperti ini : Tono memang pandai memaikan piano, namun soal suara, Tigor yang paling merdu. Magda yang terbiasa mengajar Sekolah Minggu piawai dalam memandu acara, namun soal penataan gaya, Paman Ari jagonya. Kolaborasi yang indah terjadi di Malam Tari dan Pujian yang kosepnya disutradarai oleh Yopi. Pada malam itu, aneka bakat berpadu menyajikan performance yang memukau. Karunia setiap orang memang berbeda, tetapi kolaborasi menghasilkan keindahan.

Sahabat Muda, dalam Surat Korintus, Rasul Paulus juga berbicara tentang karunia-karunia Roh Kudus. Ada rupa-rupa karunia, tetapi satu Roh yang memberikannya. Begitu pula dengan pelayanan, ada banyak jenis dan wujudnya, tetapi hanya ada satu Tuhan. Itu berarti kepada setiap orang Allah memberikan karunia yang menjadi potensi dan talentanya. Hal itu antara lain yang membuat setiap orang menjadi pribadi yang unik. Masing-masing memiliki bakat tersendiri dan memainkan peran yang spesial. Karena itu, seseorang tidak bisa mengklaim bahwa dirinyalah yang paling hebat. Mereka pun tak perlu berkompetisi untuk saling menguasai, melainkan berkolaborasi untuk menghasilkan karya-karya yang indah supaya hidup menjadi berarti dan Tuhan Sang Sumber Karunia yang dipuji.

Sahabat Muda, mangacu kepada nasihat Rasul Paulus tadi. Kita tidak perlu minder, sombong, atau iri hati terhadap orang lain sebab setiap orang pasti mempunyai potensi dan talenta.

Sahabat Muda, Ingatlah : kita hanya perlu mengenali potensi yang kita milik dan mengembangkannya. Teruslah kita belajar untuk menjadi lebih baik. Bukan menjadi lebih baik dari orang lain, tetapi menjadi lebih baik dari Kita yang kemarin. Be the best of you!. Amen.

 Disadur dari :
Youth for Christ, Senin, 12 Juni 2017

 (Salam From tdvdonny)

Minggu, 11 Juni 2017

MENJADI MANUSIA SEUTUHNYA

Bacaan : Matius 28 : 16 - 20
 “… dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu.
Matius 28 : 20

Sahabat Muda, dalam suatu kesempatan, saya pernah mendengar seorang ibu berkata dengan gembira bahwa di sekolah tempat anaknya mengikuti Ujian Nasional, para murid dipersiapkan untuk menyontek dan saling berbagi jawaban. Ia gembira sebab dengan begitu anaknya akan lulus ujian. Namun, ia tidak menyadari bahwa anaknya bersama dengan anak-anak yang lain sedang dicetak menjadi pembohong yang menghalalkan segala cara untuk berhasil.

Sahabat Muda, dalam bacaan kita hari ini. Yesus tidak hanya memerintahkan para murid-Nya untuk pergi membaptiskan orang, tetapi juga mengajar mereka. Perintah untuk mengajar ini dilihat sebagai praksis pemuridan. Artinya, mereka tidak hanya diajar untuk tahu secara kognitif dengan menghafal berbagai ajaran Yesus, tetapi mereka juga harus membatinkan (afektif) dan melakukan (psikomotorik) hal itu secara utuh dan konsisten. Ujiannya tidak berlangsung di atas kertas, tetapi di dalam kehidupan nyata. Karena itu, guru yang mengajar tidak boleh hanya berkata-kata. Para guru harus mengajar dengan sikap dan perilaku hidup sehari-hari. Learning by doing menjadi metode yang tepat dalam hal ini, sebab integritas menjadi penting. Satunya kata dan tindakan menjadi indikator keberhasilan dalam proses belajar-mengajar, buka hanya angka 90 atau 100. Dengan demikian, praksis pemuridan ini akan menghasilkan orang-orang yang bertumbuh menjadi manusia seutuhnya.

Sahabat Muda, kita dididik untuk menjadi manusia yang seutuhnya. Manusia yang cerdas dan berintegritas serta berguna bagi orang lain.

Sahabat Muda, kita jangan hanya mau sukses tanpa mau belajar dan bekerja keras, karena keberhasilan adalah milik para pembelajaran yang tekun dan setia. Amen

 Disadur dari :
Youth for Christ, Minggu, 11 Juni 2017

 (Salam From tdvdonny)