“BELAJAR DARI PERUBAHAN RASUL PAULUS”
Sahabat Muda, Thomas Carlyle menuliskan “The man without a purpose is like a ship
without a rudder – a waif, a nothing, a not man” yang artinya “Manusia
tanpa sebuah tujuan adalah ibarat sebuah kapal tanpa kemudia – anak terlantar,
bukan apa-apa, bukan siapa-siapa”. Sebuah kapal tanpa kemudi menggambarkan
manusia tanpa sebuah tujuan, yang bergerak tanpa arah, tanpa makna, ikut arus
dan tidak jelas.
Sahabat Muda, manusia tanpa tujuan seperti ini
sering dipandang sebagai “Manusia Zombie”
yaitu manusia tanpa roh, yang bergerak tak tentu arah, bergerak hanya untuk
mendapatkan asupan dirinya. Banyak manusia hidup dan bergerak tanpa tujuan yang
jelas dan bernilai, cenderung hanya untuk mendapatkan asupan dirinya, entah
berupa material, kesenangan diri, atau kehormatan diri.
Sahabat Muda, zaman sekarang ini banyak diantara
kita hidupnya digerakkan oleh materialisme
“yaitu memilih lebih banyak harta, maka aku lebih aman, lebih hebat, dan lebih
bahagia” itulah filsafat hidup mereka, yang lain berpangan “aku belanja, maka
aku ada”. Selain digerkaan oleh materialisme,
ada juga yang digerakkan oleh rutinisme yaitu
“apa yang sudah ada, itulah yang terus kujalani”. Ada juga digerakkan oleh luka-luka masa lalu, luka kebencian dan kemarahan, dan kebutuhan akan pengaakuan diri. Semua ini
sesungguhnya adalah gerakkan yang nihil tujuan yang jelas dan bernilai.
Sahabat Muda, kita bisa lihat dari kisah hidup
Rasul Paulus, ia pernah mengalami hal seperti ini. Sebelum rasul Paulus menjadi
pengikut Kristus, ia adalah orang yang digerakkan oleh kebutuhan akan pengakuan
diri, ia seorang murid yang cakep, teguh, berpendidikan, serius, dan seoarang
murid yang lebih maju daripada teman-temannya (Gal 1 : 14). Dan lebih kejam
lagi dia adalah seorang Farisi yang “brutal maksimal”, seorang penganiaya
jemaat Allah dan berusaha membinasakannya (Gal 1 : 13).
Sahabat Muda, namun apa yang terjadi dalam hidup
Rasul Paulus, ketika Rasul Paulus dalam perjalanan ke Damsyik, ia berjumpa
Yesus yang bangkit. Perjumpaan itulah yang mengubah hidup Rasul Paulus, ia
menerima kasih Allah (1 Tim 1 : 12-17).
Sahabat Muda, Rasul Paulus mengalami perubahan
yang besar dalam hidupnya, yang dahulu hidupnya digerakkan oleh kebutuhan akan
pengakuan diri, oleh hal-hal lahiriah. Kini menjadi Paulus yang digerakkan oleh
pengenalan akan Allah di dalam Kristus yang bangkit (Filipi 3 : 10-11). Kita
tidak akan menjadi “Zombie” jika kita
sungguh hidup dan bergerak dengan tujuan yang jelas dan benar. Amen.
(Di ambil dari Warta Paskah GKI 2016)
(Salam From tdvdonny)